Analisis Konten Negatif Pada Tayangan Televisi - Televisi telah menghadirkan berbagai macam bentuk program untuk disajikan pada masyarakat. Program-program yang ditayangkan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zamannya. Sebagai lembaga penyiaran yang setiap hari menayangkan suatu program tentunya banyak konten-konten yang diterima penonton namun tidak jarang juga konten negatif muncul pada tayangan televisi. kali ini, penulis akan menganalisis konten-konten negatif yakni 5 kategori tayangan yang masuk pada 10 program televisi yang paling banyak melakukan pelanggaran menutur Komisi Penyiaran Indonesia (Triyanisya, 2014).
Baca Juga : Pengaruh Negatif Televisi Lengkap Dengan PembahasanTayangan Yang Mengandung Konten Negatif Pertama : program entertainment “Yuk Keep Smile” yang ditayangkan oleh Trans TV setiap harinya, namun pada tanggal 28 Juni 2014 tayangan ini dihentikan selamanya (Irwansyah, 2014). Konten-konten yang ditayangkan dinilai tidak layak untuk ditonton masyarakat karena diklaim sebagai konten negatif. Pertama melecehkan ulama, pada edisi 23 Januari 2014 Omesh menirukan gaya ceramah ustaz kondang dengan menjadikan lafalan doa hanya untuk candaan. Kedua Yuk Keep Smile menampilkan goyang oplosan yang dianggap menampilkan gerakan tubuh dengan unsur erotis. Hal tersebut akan berdaampak buruk pada anak yang menontonnya. Tak jarang mereka mahir menirukan goyang oplosan tersebut dan mempraktikkannya dimana saja. Ketiga durasi program Yuk Keep Smile yang lama bahkan setiap harinya 4 jam 30 menit. Hal ini mencemaskan banyak orang tua karena acara Yuk Keep Smile berpotensi besar mengganggu kegiatan belajar anak-anak dan remaja. Unsur-unsur bullying juga terdapat dalam program ini. Kata-kata saling menghina antar presenter selalu terdengar setiap harinya dan hal tersebut dijadikan bahan candaan.
Tayangan Yang Mengandung Konten Negatif Kedua : program variety show D’Terong Show yang ditayangkan Indosiar. Acara yang hampir setiap malam tayang. Walaupun acara tersebut meruapakan acara pencarian bakat yang bisa dijadikan wadah masyarakat mengembangkan bakat mereka namun konten-konten yang ditayangkan ada yang negatif. Seperti halnya acara “Yuk Keep Smile”, presenter acara “D’Terong Show” juga menampilkan konten-konten negatif saat membawakan acara. Seperti gurauan yang saling mengejek antar presenter. Kata-kata yang digunakan ada beberapa yang kasar. Hal tersebut tidak bernilai edukatif apabila ditonton oleh anak-anak yang masih diusia sekolah.
Tayangan Yang Mengandung Konten Negatif Ketiga : program sinetron “Ganteng-Ganteng Srigala” yang ditayangkan statiun SCTV. Acara tersebut tayang setiap hari mulai pukul 19.30 WIB dan telah mencapai 300 lebih episode. Konten-konten yang ditayangkan dinilai negatif bahkan tidak bersifat edukatif. Acara ini bahkan telah mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia agar dihentikan penayangannya. Meskipun acara tersebut terdapat simbol R atau Remaja yang ditujukan untuk penonton usia remaja namun lebih banyak anak-anak yang menontonnya, apalagi acara ini tayang mulai pukul 19.30 dimana pada jam tersebut anak seharusnya belajar. Banyak adegan-adegan yang tidak mencerminkan perilaku anak sekolah semestinya, sehingga banyak anak yang berperilaku menyimpang karena meniru adegan pada acara tersebut. Beberapa adegan yang tidak mendidik diantaranya adegan mesra antara Diego dan Sisi yang menjadi pasangan pada alur cerita. Adegan berpelukan, berkata-kata mesra, bergaya kehidupan mewah, dan bukan mencerminkan sekolah pada umumnya bisa meracuni anak-anak yang menontonnya. Konten-konten yang bernilai positif lebih sedikit bahkan sulit ditemukan dalam acara “GGS”.
Baca Juga : Peran Orang Tua dalam Menangani Dampak Negatif TelevisiTayangan Yang Mengandung Konten Negatif Keempat : program musik Dahsyat yang ditayangkan station RCTI. Acara ini tayang hampir setiap hari saat pagi hari. Berdasarkan analisis penulis konten-konten yang ditayangkan berisi konten negatif dan tidak mendidik atau bersifat edukatif. Beberapa diantaranya presenter yang kelewatan dalam bercandanya, mereka saling mengejek antar presenter. Bahasa yang digunakan bukan bahasa baku atau formal melainkan bahasa gaul, sehingga apabila acara tersebut ditonton oleh anak-anak maka mereka mudak menirukannya dan digunakan dalam kesehariannya. Hal tersebut bisa menyebabkan anak-anak tak mengenal bahasa daerah atau bahasa yang sopan untuk orang tua dan orang yang lebih tua. Perspektif lain yaitu gaya kehidupan yang berlebih-lebihan. Pergi ke sekolah dengan mengendarai mobil, hal tersebut seharusnya tidak dilakukan anak sekolah karena usianya yang belum diperbolehkan mengendarai mobil apalagi dipakai di lingkungan sekolah. Acara yang kebanyakan ditonton dan digemari remaja anak yang masih diusia sekolah menyebabkan konten-konten yang tidak mendidik tersebut tidak layak untuk ditonton.
Tayangan Yang Mengandung Konten Negatif Kelima : program infotaiment “Halo Selebriti” yang ditayangkan statiun SCTV. Konten-konten yang ditayangkan dinilai negatif dilihat dari beberapa aspek. Berita yabg ditayangkan lebih banyak tentang kehidupan para artis baik Indonesia maupun luar negeri. Hal-hal yang seharusnya tidak menjadi konsumsi publik namun dikemas sehingga ditayangkan. Gaya berpakaian artis yang mewah dan terbuka bisa menjadikan masyarakat yang menonton menirunya. Acara ini tayang dari pukul 09.00 WIB sehingga masyarakat yang menontonnya lebih banyak ibu-ibu rumah tangga. Hal tersebut bisa memjadikan sifat konsumerisme dikalangan ibu-ibu. Jelas konten-konten yang ditayangkan tidak bersifat edukatif untuk ibu-ibu.
Ketentuan Berkomentar :
1. Dilarang berkomentar diluar topik
2. Jika kurang paham silahkan ditanyakan
EmoticonEmoticon