19 Istilah Dalam Bisnis Franchise - Dalam upaya untuk mempelajari lebih lanjut mengenai apa itu Franchise maka kita perlu mempelajari beberapa istilah yang terkait dengan bisnis franchise, diantaranya : Franchisor Franchise, Franchisee, Advertising fee, Biaya Royalty/Royalty fee, Area Franchise dan istilah lainnya dalam Franchise. Dan Satu-persatu akan dijelaskan sebagai berikut:
1. FRANCHISOR
Franchisor adalah pemilik atau pihak penjual Franshise/pemberi waralaba. Franchisor dapat berupa badan usaha atau dalam bentuk perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan HAKI atau penemuan dari ciri khas usahanya. Franchisor bertugas memberikan outlet dan bahan baku serta menyediakan pelatihan operasional bisnis kepada pihak franchisee (pihak pembeli franchise).
Dengan kata lain Franchisor membuat manual operasi sebagai panduan operasional yang menyeluruh bagi franchisee tentang bagaimana melakukan fungsi-fungsi dalam menjalankan bisnis. Bagian yang dicantumkan dalam manual operasi yakni berkaitan dengan operasional, personalia, marketing, humas, customer service, perawatan dsb. Penyimpangan terhadap manual operasi akan mengaki-batan franchise kehilangan hak waralaba. (Sonny Sumarsono, 2009:6)
2. FRANCHISEE
Franchisee bisa dikatakan sebagai penerima waralaba. Franchisee adalah pihak yang membeli franchise.
Seperti yang dijelaskan pada bagian satu, Franchise dapat berupa badan usaha atau berbentuk perorangan yang diberikan hak khusus untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan dan ciri khas yang dimiliki oleh pemberi waralaba.
Franchise, adalah individu/perusahaan yang diberikan hak oleh franchisor dengan cara membeli hak tersebut untuk area dan periode tertentu. Hak yang didapat oleh Franchisee adalah lisensi penggunaan merek bisnis, menerima outlet, distribusi bahan baku, peralatan atau inventaris usaha lengkap, pelatihan produksi, menerima transfer rahasia manajemen, serta hak untuk berkonsultasi.
3. FRANCHISE FEE
Dalam Bisnis Franchise dikenal istilah Franchise Fee, franchise fee sendiri adalah biaya pembelian hak / lisensi waralaba yang dikeluarkan oleh franchisee dan diberikan kepada franchisor setelah dinyatakan memenuhi syarat.
Jadi dapat dikatakan pula bahwa Franchise Fee merupakan biaya pembelian franchise yang harus dibayar oleh pihak franchisee kepada pihak franchisor pada saat membeli paket bisnis tersebut. Pada umumnya franchise fee hanya dibayar satu kali pada saat awal pembelian.
Baca Juga : Pengertian Bisnis FranchiseDan akan dikembalikan oleh franchisor dalam bentuk fasilitas pelatihan awal, bantuan set up awal dari outlet pertama yang akan dibuka oleh franchisee. Contoh yang disajikan oleh Eka Darma Pranoto (2010:7), sebagai berikut: Amir membeli paket “Burger Super jogja” (Nama tidak nyata) dari franchisor Henry. Maka sebagai Franchisee, Amir harus membayarsebesar 14 juta rupiah kepada Henry. Uang 14 juta tersebut akan dibelanjakan 3,5 juta untuk pembuatan gerobak, 2 juta untuk pembelian alat-alat makan serta 1,5 juta untuk bahan baku bulan pertama, dan sisanya masuk kantong Hendry sendiri. Kalau dilihat si penjual untung besar. Ya!, tetapi bagi Amir, dapat berdagang dengan kelengkapan peralatan dan bahan standar, produk yang dijual telah dikenal (dengan menggunakan merek “Burger Super jogja” ), sehingga menarik pelanggan, dan mendapat buku panduan berisi tata cara atau rahasia manajemen bisnis agar bisnisnya berhasil, pelatihan memasak dan yang terkait dengan prosedur operasi serta bocoran resep rahasia lainnya, serta hak berkonsultasi kepada Henry apabila pihak pembeli mengalami masalah, yang semuanya akan menjadi modal usaha bagi Amir.
4. ROYALTY FEE
Royalty Fee, merupakan sebuah biaya yang harus dibayarkan pihak franchisee kepada franchisor sebagai bayaran atas penggunaan merek dagang bisnisnya. Pada franchise nyata Royalty Fee harus dibayar setelah 3 tahun pertama, dibayarkan pemegang waralaba setiap bulan dari laba operasional.
Besarnya Royalty Fee berkisar 5 s/d 15% dari penghasilan kotor, namun patokan Royalty Fee yang layak adalah sebesar 10%. besar biaya royalty umumnya berkisar mulai dari 500 ribu/bulan. Jarang ada franchise yang mau mematok royalty di bawah 500 ribu/bulan. Penggunaan biaya royalty, biasanya dikeluarkan untuk biaya pemasaran. Eka Darma Pranoto (2010:7)
5. ADVERTISING FEE
Advertising Fee, merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh franchisee untuk biaya pemasaran berupa promosi atau periklanan. Advertising Fee Merupakan biaya yang dibayarkan oleh franchisee kepada franchisor untuk membiayai jumlah pengeluaran dan belanja iklan dari franchisor yang disebarluaskan baik secara nasional maupun internasional.
Berdasarkan pernyataan Sonny Sumarsono (2009:13), Besarnya Advertising Fee maksimal adalah 3% dari hasil penjualan. Tidak semua franchisor mengenakan biaya Advertising Fee, namun kenyataan bahwa tujuan dari jaringan waralaba adalah membentuk sebuah skala ekonomi yang sedemikian besar sehingga biaya per outletnya menjadi sedemikian efisien untuk bersaing dengan usaha sejenis. Mengingat Advertising Fee adalah pengeluaran yang hasilnya akan dirasakan manfaatnya oleh semua jaringan, oleh karena itu setiap anggota jaringan diminta agar berkontribusi aktif dalam bentuk Advertising Fee
Contoh yang paling mencolok adalah, biaya iklan perusahaan makanan cepat saji seperti Pizza Hutz, Mc Donalds, atau yang lainnya di televisi dibayar dengan menggunakan biaya pemasaran Advertising Fee, yang dikumpulkan secara kolektif dari para Franchise Pizza Hutz, Mc Donalds, di seluruh Indonesia. Jadi, dana dari ratusan franchise yang tersebar di seluruh pelosok nusantara akan dikumpulkan menjadi satu secara kolektif dan dikelola oleh pihak perwakilan franchisor di Indonesia, dan digunakan untuk mengiklankan produk di TV agar penjualan produk semakin meningkat.
6. AREA FRANCHISE
Dalam bisnis franchise, dikenal Franchise area, yakni semacam perwakilan franchise yang terdapat di area tertentu. Disebut juga Master Franchise, dengan hak waralaba yang biasanya diberikan meliputi wilayah geografis suatu wilayah tertentu biasanya negara yang ditentukan dalam perjanjian waralaba.
Pada kenyataannya area franchise diberikan target dan dead line terkait dengan jumlah outlet yang harus dibuka dalam kurun waktu yang sudah ditentukan. Selain itu Area Franchise atau Master Franchise dapat menjual hak waralaba yang dimilikinya kepada individual, Multiple, atau area Franchisee.
7. MULTIPLE FRANCHISE
Multiple Franchise, adalah Franchisor yang memegang hak waralaba lebih dari satu outlet di area geografis tertentu, namun tidak bisa menjual hak waralaba yang dimilikinya. Sehingga Multiple Franchise hanya memegang otoritas untuk mengoperasikan waralaba saja.
8. INDIVIDUAL FRANCHISE
Individual Franchise adalah Franchisee yang bertindak atas nama sendiri dan memegang hak waralaba untuk satu outlet saja, dan tidak dapat menjual hak waralaba yang dimilikinya tersebut.
9. DEVELOPMENT AGREEMENT
Development agreement Adalah perjanjian antara Franchisor dengan Master Franchise atau Area Franchise berkaitan dengan komitmen franchise dalam hal target pengembangan waralaba di area geografis yang dimilikinya.
10. BUSINESS FORMAT FRANCHISING
Waralaba format bisnis merupakan jenis waralaba yang paling diminati dan paling maju. Dalam waralaba format bisnis, Franchisor memberikan hak lisensi kepada franchisee untuk menjual produk jasa menggunakan merek, identitas dari sistem yang dimiliki franchisor. Selain itu Franchisor melatih franchisee dalam hal penjualan, pemasaran, akunting, pengelolaan stock,personalia, pemeliharaan, pengembangan bisnis dan semua aspek yang berkaitan dengan pengelolaan usaha yang bersangkutan.
Selain itu dalam waralaba format bisnis, franchisor juga memberikan dukungan untuk kesinambungan bisnis yang berbentuk internal audit, konsultasi usaha, pemusatan pembelian untuk mendapatkan harga terbaik, dan pengembangan produk dan advertising (Sonny Sumarsono, 2009: 14).
11. CONVERSION FRANCHISE
Franchise konversi ialah jenis waralaba dimana seorang franchisor memberikan lisensi kepada usaha sejenis yang dimiliki franchise untuk bergabung dengan rantai usaha yang dimiliki franchisor agar dapat menggunakan merek, logo dan sistem operasi franchisor.
Contoh dari penerapan waralaba konversi bisa dilihat di dalam rantai hotel.
12. DISCLOSURE
Pada awal pembelian waralaba dikenal dengan sebutan FOC (Franchise Ofering Circular). Disclosure meru-pakan penyajian fakta berupa kondisi penjualan, perso-nalia maupun keuangan dari franchisor kepada calon fran-chisee. Fakta yang disajikan merupakan dokumen rahasia, tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi, untuk mengetahui kondisi usaha dan memutuskan pembelian hak waralaba. Biasanya diberikan paling tidak sepuluh hari sebelum pembelian waralaba untuk dipelajari calon pembeli waralaba.
Dalam praktek selanjutnya disclosure agreement terkadang dilakukan pada saat franchisor memberikan sebuah informasi yang berkaitan dengan usaha waralaba yang dimilikinya tersebut kepada seluruh anggota franchisee.
13. DISTRIBUTORSHIP (Dealer)
Merupakan hak yang diberikan oleh sutu pabrik atau whole saler kepada sebuah perusahaan atau individu untuk menjual produk atau jasa kepada pihak lain. Distributor merupakan cikal bakal dari format waralaba yang paling sederhana
Pada Umumnya Distributorship hanya berkaitan dengan perpindahan kepemilikan suatu produk yang bukan merupakan format waralaba. Akan tetapi Distributorship yang mencantumkan adanya disclosure di dalam persyaratan kerjasamanya dapat juga disebut sebagai salah satu format waralaba yang paling sederhana (Sonny Sumarsono, 2009:15).
14. FRANCHSEE’S QUALIFICATION QUESTIONAIRE
Untuk memberikan penilaian apakah calon franchisee layak atau tidak untuk mengoperasikan bisnis yang diberikan franchisor, maka diperlukan penilaian yang bersifat kualitatif. Untuk kepentingan tersebut digunakanlah Franchsee’s Qualification Questionaire atau Kuesioner Kualifikasi waralaba/franchisee.
Franchsee’s Qualification Questionaire berbentuk dokumen yang disiapkan franchisor untuk dilengkapi oleh franchisee. Dokumen tersebut berisikan tentang informasi yang bertujuan untuk menentukan calon memiliki motivasi dan mampu untuk memulai usaha seperti yang dimiliki franchisor. Dokumen ini juga berisikan tentang tertarik membeli hak waralaba dari franchisor dan kemampuan finansial kandidat.
15. MYSTERY SHOPERS
Mystery Shopers adalah satu cara yang digunakan Franchisor atau franchisee untuk menilai tingkat penerapan standar operasional di suatu outlet dari sisi pelanggan.
16. INITIAL INVESTMENT
Initial Investment ialah modal awal yang wajib disetorkan dan dimiliki oleh Franchisee pada saat memulai usaha waralaba. Merupakan biaya pembelian franchise yang harus dibayarkan pihak franchisee kepada franchisor pada saat pertama kali membeli paket bisnis. Terdiri atas Franchisee Fee, investasi untuk fixed asset dan modal kerja untuk menutup operasi selama bulan awal waralabanya.
17. MANUAL OPERASI/OPERATING MANUAL
Manual operasi adalah manual yang dibuat oleh Franchisor sebagai panduan operasional yang akan digunakan Franchisee. Merupakan panduan dengan struktur komprehensif dan detail bagaimana cara melakukan fungsi-fungsi operasional bisnis franchisor. Manual ini memuat pangaturan yang terkait dengan personalia, operasional, marketing, kehumasan, keuangan, customer service, perawatan, dll. Apabila Franchisee kedapatan melanggar atau melakukan sebuah penyimpangan terhadap ketentuan yang telah tertulis di dalam manual ini dapat kehilangan hak franchisee.
Eka Darma Pranoto (2010:9-10), menuliskan Manual Book, sebagai panduan bagaimana cara mengelola bisnis yang berisikan standar manajeman/SOP untuk mengelola bisnis franchise. Buku ini adalah hak terbesar bagi pembeli franchise, karena dengan buku ini franchisor dapat memberikan ilmu kepada franchisee dari sebuah dokumen tertulis. Manual Operasi berisi sumber ilmu yang merupakan standar manajemen yang berlaku di franchise. SOP berisi tata cara bisnis agar bisa sukses, mulai dari memilih karyawan, tata cara produksi, pemasaran, dll, yang bisa dikatakan salah satu rahasia kesuksesan bisnis yang ditransfer franchisor ke pihak franchisee. SOP ini mengatur tata cara manajemen secara tertulis, jelas dan terumuskan.
Contoh SOP untuk bisnis Burger:
- Secara berkala seorang karyawan harus selalu membuat masakan setengah jadi, misalnya potongan tomat yang sudah diiris, selada telah dipotong rapi, dll, sehingga ketika ada pelanggan datang, penyajian akan cepat dilakukan
- Sebelum usaha dimulai, X-banner harus dipasang tegak agar menarik minat konsumen
- Tiap malam listrik atau penerangan di outlet harus dinyalakan agar menarik perhatian pelanggan
- Cara memasak adalah digoreng selama 3 menit. Patokannya adalah produk sudah kekuningan dan cukup keras.
- Memasak harus menggunakan api dengan skala sedang agar tidak mudah gosong
- Secara berkala, pihak franchisee harus berkunjung ke outlet dan mencicipi rasa produk hasil masakan karyawanyang bertujuan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa rasa dan kualitas sudah memenuhi standar.
Baca Selanjutnya : Kelebihan Bisnis Franchise18. COMPANY OWNED OUTLET/ PILOT STORE
Company Owned Outlet Pilot Store adalah Outlet milik Franchisor. Franchisor yang terpercaya adalah Franchisor yang telah terbukti sukses dan mengoperasikan outlet milik me-reka sendiri yang disebut Pilot Store atau Company Owned Outlet. Jangan pernah membeli waralaba kalau tidak ter-bukti akan outlet yang dipasarkan franchise/ waralabanya
19. OFFER
Penawaran merupakan komunikasi secara lisan atau tertulis dari Franchisor kepada calon Franchisee. Komunikasi tertulis dapat berupa prospektus, dll. Saran Eka Darma Pranoto (2010:30), dalam menilai tawaran franchise, pas-tikan anda selalu melakukan prinsip 3D: Dicek, Disurvei, Diputuskan diterima atau ditolak.
#wirausaha
Ketentuan Berkomentar :
1. Dilarang berkomentar diluar topik
2. Jika kurang paham silahkan ditanyakan
EmoticonEmoticon