Friday, 29 July 2016

Permasalahan Yang Kerap Terjadi Pada Peserta Didik

Permasalahan Yang Kerap Terjadi Pada Peserta Didik - Kerap dijumpai beberapa peserta didik tidak aktif dikelas, sering bolos sekolah atau jam pelajaran, tidak pernah berkumpul dan bergaul dengan teman sebaya, dll. Adalah beberapa bentuk masalah yang timbul dalam kegiatan belajar dan mengajar, maka guru seyogyanya bisa peka dan paham atas permasalahan tersebut, guru hendaknya bisa mengetahui gejala gejala permasalahan yang timbul dalam diri pesertaa didik pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar berlangsung, bertanya dengan baik, berkomunikaasi, menemukan permasalahan, daan memberikan solusi.

Masalah yang kerap terjadi dalam diri peserta didik diantaranya adalah :

Masalah Keluarga

keluarga adalah media pembelajaran terpenting selain sekolah, karena dalam keluarga peserta didik dapat belajar mengenai dasar kehidupan, bertatakrama dan norma. Didalam keluarga kunci keharmonisan adalah komunikasi dan hormat menghormati antara anggota keluarga, namun kerap dijumpai pula keluarga yang tidak harmonis karena terlibat pertengkaran dan tidak jarang pula pertengkaran itu melibatkan anak dan orang tua. Terjadinya kesalahan pahaman juga merupakan faktor tejadinya masalah keluarga, disaat keluarganya mengalami permasalahan itu akan menimbulkan dampak buruk bagi peserta didik, peserta didik akan terbebani oleh masalah pada saat kegiatan beajar mengajar berlangsung.
 Kerap dijumpai beberapa peserta didik tidak aktif dikelas, sering bolos sekolah atau jam pelajaran, tidak pernah berkumpul dan bergaul dengan teman sebaya, dll. Adalah beberapa bentuk masalah yang timbul dalam kegiatan belajar dan mengajar, maka guru seyogyanya bisa peka dan paham atas permasalahan tersebut, guru hendaknya bisa mengetahui gejala gejala permasalahan yang timbul dalam diri pesertaa didik pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar berlangsung, bertanya dengan baik, berkomunikaasi, menemukan permasalahan, daan memberikan solusi.

Permasalahan dengan guru

sering dijumpai beberapa kasus gagalnya pembelajaran karena kesalah pahaman antara murid dan guru, murid merasa guru tertentu membosankan dalam menyampaikan materi atau mungkin karena murid membenci mata pelajaran yang diampu guru tersebut. Bisa juga karena seorang guru merasa salah seorang murid menjengkelkan, sulit untuk diajari sehingga guru pun merasa frustasi dan akhirnya menganggap murid itu tidak ada. Banyak masalah yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Metode Pemecahan Masalah 

Masalah yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar seperti diatas harus segera diatasi dan diselesaikan karena jika tidak akan berdampak buruk bagi kegiatan pembelajaran. Guru sebagai fasilitator pendidikan mestinya sigap dalam menyelesaikan masalah.
beberapa cara mengidentifikasi masalah :

  1. Murid tidak aktif dalam kelas.
  2. Murid terlihat murung dan lesu.
  3. Nilai murid menurun drastis.
  4. Murid sering membolos jam pelajaran.
  5. Murid tidak memperhatikan pelajaran

Permasalahan Kelurga

permasalahan keluarga sangatlah rumit karena iini menyangkut privasi peserta didik, komunikasi adalah kunci keberhasilan dalam menyelesaikan permasalahan keluarga. Guru hendaknya dapat mengidentifikasi permasalahan yang timbul dengan menanyai secara halus, mencoba untuk menjaga suasana tanya jawab tetap kondusif. Ketika sudah menemukan titik permasalahan hedaknya guru memberikan saran atau maasukan positif mengenai apa yang harus diperbuat si murid dalam keluarganya tersebut. Murid pun haarusnya juga harus bsa membedakan mana yang positif dan negatif, saat didalam eluarga urid haruslah bisa berkomnikasi dengan baik dan saling hormat meghormati antar anggota keluarga agar tercipta kondisi yang harmonis.

Permasalahan Dengan Guru

hendaknya guru sebagai panutan muridnya haruslah bersifat bijak, berfikir tenang dan mengidentifikasi kenapa muridnya bosan dalam kelas. Guru hendaknya membangun komunikasi dengan murid muridnya agar tercipta kegiatan pembelajaran yang harmonis, setelah guru mengetahui permasalahan yang terjadi didalam pembelajaran hendaknya guru dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
Kiat-kiat yang dapat dilakukan guru di dalam pembelajaran:

  1. Mengadakan kuis, agar sisswanya lebih nyaman dan aktif dalam kelas.
  2. Mengadakan sesi pertanyaan.
  3. Mengulang materi yang kurang jelas.
  4. Menjaga agar suasana pembelajaran tetap kondusif.
  5. Memberikan toleransi kepada muridnya.

Dengan beberapa kiat tersebut guru dapat menghindari kesalah pahaman dalam kegiatan belajar mengajar.

Kesimpulan 

Dalam setiap kegiatan pembelajaran pastilah selalu ada masalah, guru haruslah bijak dan cermat dalam mengidentifikasi, dan menyelesaikan permasalahan tersebut agarr tercipta kegiatan pembelajaran yang nyaman dan kondusif. Setiap permasalahan memiliki jalan keluar dan guru hendaknya ikut berpartisipasi dan ikut membantu agar capat terslesaikannya permasalahan yang timbul tersebut.
kiat yang harus diambil saat terjadi permasalahan dalam pembejaran adalah.

  1. Mengidentifikasi gejala permasalahan yang timbul
  2. Memastikan gejala permasalahan
  3. Membangun kounikasi dengan murid yang bermasalah
  4. Mendengarkan dan mengkaji permasalahan guna menemukan inti dan suber permasalahan
  5. Memecahkan permasalahan bersama-sama
  6. Memberikan masukan dan saran positif mengenai cara penyelesaian masalah
  7. Menjaga suasan pembelajaran tetap kondusif.
Dengan begitu guru dapat menjaga kegiatan pembelajaran agar terbebas dari masalaha yang akan mengganggu proses belajar mengajar.

Read More

Thursday, 28 July 2016

Karateristik Peserta Didik Usia Dewasa

Karateristik peserta didik usia dewasa - Untuk mendefinisikan sebuah kedewasaan tidaklah mudah.Hal ini karena setiap kebudayaan berbeda- beda dalam menentukan kapan seseorang mencapai status dewasa secara formal.

Perkembangan fisik
Pada awal masa dewasa kemampuan fisik mencapai puncaknya.

Kesehatan badan
Memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik dari sekitarusia 18 hingga 25 tahun.

Perkembangan sensori
Pada masa dewasa perubahan dalam penglihatan dan pendengaran merupaka perubahan paling menonjol.

Baca Juga : Karakteristik Peserta Didik Usia Remaja
Perkembangan otak
Sel otak berangsur berkurang tetapi, perkembangbiakan koneksi neural khusunya bagi orang – orang tetap aktif membantu sel – sel yang hilang.

Perkembangan kognitif
Kemampuan kognitif terus berkembang tetapi mengarah pada peningkatan potensi.

Perkembangan memori
Perubahan memori bukanlah sesuatu yang mesti terjadi sebagian dari proses penuaan, melainkan merupakan sterotip budaya.

Perkembangan Intelegensi
Pada usia 18-25 kebanyaan kemampuan manusia mengalami kemunduran.

Perkembangan psikososial
Individu memasuki pola kehidupan yang lebih luas.Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda.

Read More

Karakteristik Peserta Didik Usia Remaja

Karakteristik Peserta Didik Usia Remaja - Berikut adalah karakteristik peserta didik remaja yang dikutip dari mata kuliah profesi kependidikan

Pengertian Remaja

Remaja Menurut Hukum

Menurut Undang – undang perkawinan usia minimal untuk suatu perkawinan untuk putri 16 tahun untuk putra 19 tahun.

Remaja ditunjau dari perubahan fisik 
Dari sudut fisik remaja dimana alat kelamin manusia mencapai kematangan fisik berjalan ±2tahun.

Remaja menurut WHO

Masa pertumbuhan dan perkembangan dimana :

  1. Tanda kelamin sekunder mengalami kematangan seksual
  2. Perkembangan pola psikologi dan idientifikasi menjadi dewasa
  3. Peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi menjadi relative mandiri
  4. Remaja ditinjau dari faktor sosial psikologis

Masa remaja adalahsuatu masa perkembangan yang berakhir pada usia 11 tahun di Indonesia.

Karakteristik Remaja

Masa pertama masa prenatal dan bayi,.Bagian tubuh tertentu secara proposional terlalu kecil menjadi terlalu besar , karena mengalami kematangan.Pada remaja akhir individu mencapai proporsi tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya.
Baca Juga :Karateristik Peserta Didik Usia Dewasa
Perkembangan Kognitif(intelektual)

Menurut Piaget masa remaja sudah mencapai tahap oprasi(kegiatan mental tentang berbagai gagasan).Keating (Adam & Gullotta ) merumuskan lima pokok yang berkaitan dengan perkembangan berpikir operasi formal,yaitu sbb berikut:

  1. Berlainan dengan cara berpikir anak-anak
  2. Melalui kemampuannya untuk menguji hipotesis
  3. Remaja dapat memikirkan tentang masa depan
  4. Remaja menyadari tentang aktivitas kognitif
  5. Operasi formal memungkinkan terbukanya topic baru dan ekspansi berpikir

Implikasi pendidikan atau bimbingan dari periode bepikir operasi formal ini  disiapkan program pendidikan atau bimbingan yang memfasilitasi perkembangan kemampuan berpikir remaja.

Perkembangan Emosi

Mencapai kematangan sosial merupakan perkembangan yang sulit bagi remaja.Proses tercapainya dipengaruhi kondisi emosional lingkungan,keluarga, dan kelompok teman sebaya.

Perkembangan sosial

Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik,baik menyangkut sifat – sifat pribadi , minat nilai – nilai maupun perasaannya.

Perkembangan moral

Mengalami pengalaman atau berinteraksi sosial mereka sudah lebih mengenal tentang nilai- nilai moral atau konsep – konsep moralitas , seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, dan kedisiplinan.Remaja berprilaku bukan hanya untuk memenuhi kepuasan fisiknya, tetapi juga psikologisnya.Keragaman moral ditentukan faktor yang beragam juga.Menurut Adan dan Gullata bahwa orang tua mempengeruhi moral remaja.

Perkembangan kepribadian

Masa remaja merupakan saat berkembangnya jati diri seorang individu. Perkembangan jati diri merupakan isu sentral pada masa remaja yang memberikan dasar menuju masa kedewasaan.Sejak masa kanak kanak, sudah berkembang kesadaran akan jati diri dan masa remaja merupakan saat pertama berkembang usahanya yang sadar untuk menjawab pertanyaan “siapa aku?”.Menurut James & Wterman idientitas itu merujuk kepada dorongan , kemampuan dan keyakinan ke dalam citra diri selama konsisten yang meliputi kemampuan memilih dan mengambil keputusan.

Read More

Wednesday, 27 July 2016

Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar

Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar - Karakteristik peserta didik usia dasar, setelah melalui usia taman kanak-kanak tentunya siswa akan memasuki tahap selanjutnya yakni tahap sekolah dasar (SD) dimana siswa akan mendapatkan bimbingan lebih untuk bekalnya memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi

Perkembangan intelektual

Pada usia sekolah dasar (6-12tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif. Kemampuan pada masa ini akan menjadi dasar bagi anak untuk mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya, singkatnya anak sudah mampu untuk menerima pelajaran yang akan diajarkan dikelas. Oleh karena itu, sekolah sebaiknya memberikan kesempatan bagi anak untuk mengemukakan pertanyaan, memberikan komentar atau pendapatnya tentang materi, membuat karangan, atau menyusun laporan, agar kemampuan intelektual anak dapat berkembang.


Perkembangan bahasa

Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, tentunya penguasaan bahasa sangat penting. Usia sekolah dasar adalah masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai pembendaharaan kata.Terdapat 2 faktor penting yang mempengaruhi perembangan bahasa:

  1. Proses jadi matang,dengan kata lain anak menjadi matang untuk berkata kata
  2. Proses belajar, yaitu anak yang sudah matang untuk berbicara, lalu mulai memepelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau meniru ucapan kata yang di dengarnya.

Di sekolah, pelajaran bahasa diberikan pada peserta didik dengan harapan dapat digunakan sebagai:

  1. Sarana komunikasi
  2. Menyatakan isi hatinya
  3. Meahami ketrampilan mengolah informasi yang diterima
  4. Berpikir
  5. Mengembangkan kepribadiannya

Baca Juga : Karteristik Perkembangan Anak Usia TK
Perkembangan sosial

Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan untuk menyesuaikan diri sendiri kepada sikap kooperatif(kerja sama) atau sosiosentris. Anak mulai berminat terhdap kegiatan yang dilakukan oleh teman teman sebayanya dan mempunyai keinginan kuat agar ia bisa diterima sebagai anggota kelompok tersebut. Dengan perkembangan sosial, anak mulai mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan disekitarnya. Di sekolah, untuk untuk mematangkan perkembangan sosial ini dapat dilakukan dengan cara memberikan tugas kelompok. Baik berupa tugas fisik maupun tugas yang membutuhkan pikiran. Tugas ini diberikan bukan hanya dengan tujuan peserta didik mampu meningkatkan prestasi akademik individunya namun juga agar peserta didik dapat memahami bagaimana cara untuk mencapai tujuan bersama. Dengan ini, mereka dapat belajar mengenai kebiasaan bekerja sama, saling menghormati, bertenggang rasa, dan tanggung jawab.

Perkembangan emosi

Pada usia ini, anak mulai menyadari bahwa mereka mengungkapkan emosi secara kasar maka mereka tidak akan di terima oleh masyarakat. Sehingga mereka mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosional mereka. Emosi juga dapat mempengaruhi perilaku  belajar pesrta didik. Emosi yang positif akan membuat mereka merasa bersemangat dan mengkonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar.untuk itu, guru disekolah sebaiknya .

Disamping karakteristik tersebut masih terdapat beberapa karakteristik yakni Perkembangan emosional,Perkembangan penghayatan keagamaan, Perkembangan motorik

Read More

Karakteristik Perkembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Karakteristik Perkembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak - Karakterisik peserta didik usia taman kanak kanak, Anak usia pra sekolah adalah fase perkembangan individu sekitar 4-6 tahun. anak-anak tersebut tentunya memiliki karakter tersendiri atau khusus, Berikut karakteristik pesera didik usia 4-6 tahun:

Perkembangan fisik

Perkembangan fisik merupakan dasar bagi perkembangan anak berikutnya.dengan berkembangnya fisik anak, maka akan berkembang pula keterampilan fisiknya, dan juga ia mulai mampu mengeksplorasi lingkungan tanpa bantuan orang tuanya.Pada usia ini terjadi myelinization secara sempurna. Lapisan urat syaraf ini memungkinkan pengintrolan terhadap kegiatan kegiatan motorik lebih seksama dan efisien. Untuk perkembangan fisik anak pada usia ini, sangat diperlukan pemenuhan gizi yang seimbang. Sehingga perkembangan fisik mereka menjadi lebih optimal.perkembangan fisik juga ditandai dengan berkembangnya kemampuan atau keterampilan motorik, baik yang kasar maupun yang lembut. Oleh karena itu, untuk membantu perkembangan fisik mereka, guru taman kanak kanak sebaiknya memberikan bimbingan pad untuk selalu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri.


Perkembangan Intelektual

Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada anak usia dini berada pada fase Preoperasional, yaitu tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya represantional, yaitu kemampuan menggunakan sesuatu untuk mempresentasikan sesuatu yang lain, dengan menggunakan symbol. Periode ini juga dapat dikatakan sebagai semiotic function. Meskipun berpikir melalui symbol dipandang lebih maju dari berpikir periode sensorimotor, namun kemampuan ini mengalami keterbasan, yaitu :

  1. Egosentrisme
  2. Kaku dalam berpikir
  3. Semilogical reasoning

Perkembangan emosional

Pada usia 4 tahun, seorang anak akan mulai menyadari bahwa dirinya berbeda dengan orang lain. Kesadarn akan hal seperti ini didapat dari pengalamannya. Ia mulai menyadari bahwa tidak semua keinginannya akan dipenuhi oleh orang lain atau benda lain, dia menyadari bahwa keinginannya bisa saja berlawanan ddengan orang lain sehingga tidak selamanya orang lain akan memenuhi keinginannya. Hal ini menimbulkan perkmbangan perasaan harga diri. Jadi, apabila lingkungannya (terutama ortu) tidak mengakui harga diri anak, seperti memperlakukan anak dengan keras atau kurang menyayanginya, maka akan tumbuh sifat berikut

  1. Keras kepala/menantang
  2. Menyerah, menjadi penurut yang diliputi rasa kurang harga diri dengan sifat pemalu

Perkembangan emosi yang sehat akan sangat membantu anak dalam keberhasilan belajar. Sehingga, guru di taman kanak kanak sebaiknya selalu memberikan bimbingan pada mereka, agar mereka mampu mengembangkan hal hal berikut :

  1. Kemampuan untuk lebih mengenali perasaannya
  2. Menyadari adanya hubungan antara emosi dengan tingkah laku sosial
  3. Kemampuan menyalurkan kegiatannya tanpa mengganggu perasaan orang lain
  4. Kemampuan untuk peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain

Perkembangan Bahasa

Klasifikasi perkembangan bahasa anak usia pra sekolah

Masa ketiga (2,0-2,6)
1. Mampu menyusun kalimat tunggal dengan sempurna
2. Mampu memahami tentang perbandinagn
3. Mulai sering menanyakan nama dan tempat: apa,dimana, dan dari mana
4. Mampu mnggunakan banyak kata kata yang berawalan dan berakhiran

Masa keempat (1,2-6,0)
1. Mampu menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya
2. Tingkat berpikir anak sudah mulai maju

Untuk membantu perkembangan bahasa anak atau kemampuan berkomunikasi, maka orang tua dan guru sebaiknya memfasilitasi, member kemudahan, atau pelung sebaik baiknya
5. perkmbangan bermain
Pada umumnya usia anak prasekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain. Karena setiapsetiap wktunya diisi dengan kegiatan bermain. Yang dimaksud dengan kegiatan bermain adalah, kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan. Menurut Abu Ahmadi ada beberapa macam tipe permainan anak

  1. Permainan fungsi
  2. Permainan fiksi 
  3. Permainan reseptif atau apresiatif
  4. Permainan membentuk (konstruksi)
  5. Permaian prestasi

Secara psikologi dan pedagosis, bermain mempunyai nilai –nilai yang sangat berharga bagi anak, seperti brikut :

  1. Memperoleh rasa senang, puas, bangga
  2. Mengembangkan rasa percaya diri
  3. Mengembangkan daya fantasi atau kretifitas
  4. Mulai mengenal tentang aturan dan norma
  5. Memahami bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing masing
  6. Mengembangkan sikap sportif,tenggang rasa, atau toleran 
Read More

Model Dan Metode Mengajar Dalam Pembelajaran

Model Dan Metode Mengajar Dalam Pembelajaran - Metode Mengajar tidak dapat dipisahkan dari Pembelajaran, pemilihan metode mengajar yang tepat dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan pengetahuan peserta didik. namun tidak sedikit pula metode pembelajaran yang diklaim tidak tepat sasaran, aka dari itu sebagai seorang pengajar hendaklah memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan keadaan baik lingkup sekolah, maupun siswa.

Curahan hati seorang mahasiswa 

suatu hari seorang mahasiswa bercerita bahwasanya dia dan teman – temannya tidak mendapat apapun dalam perkuliahan. Dia engatakan bahwa dosen hanya menyuruh mahasiswa
1. Mendownload artikel dari internet
2. Membuat resensi
3. Mendiskusiknnya dalam kelas
metode mengajar dosen seperti diatas adalah salah, seharusnya seorang dosen adalah sumber ilmu bagi semua mahasiswanya, hendaknya dosen juga membaas dan menyampaikan isu-isu yang dibutuhkan oleh mahasiswanya.


Instructivism VS constructivism

Mungkin dosen berasumsi bahwa dengan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan tersebut, merea akan dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Ternyata salah seorang mahasiswa juga masih memerlukan direct instructon dari dosen.

Direct teaching
direct teaching adalah bentuk pengajaran langsung yang berusaha menyampaikan informasi dengan cara-cara yang dapat secara udah dipahami oleh siswa. Direct teaching berasosiasi dengan istilah lain seperti explicit, systematic instruction dll.
direct teaching memiliki prinsip seperti :
1. Perumusan tujuan belajar yang jelas
2. Penyapaian informasi yang sistematik
3. Monitoring kemajun belajar siswa
4. Sering tanya jawab
5. Penyampaian kembali informasi
6. Latihan
7. Aplikasi
8. Asesmen

Ceramah

ceramah adalah salah satu metode direct teaching, namun ceramah memiliki beberapa kecocokan jika diimplikasikan seperti :
1. Mengenal topik baru
2. Memberika informasi terkini yang tidak dapat diakses di media lain
3. Menyampaikan informasi secara cepat
4. Mereview materi pebelajaran sebelum ujian
Namun ceramah juga memiliki ketidak cocokan seperti :
1. Untuk anak-anak yang bersifat aktif
2. Proses pembelajaran yang memerlukan kerja.
3. Apabila tujuan pembelajaran berada pada ranah rendah
4. Untuk embangun kreatifitas dikelas.

Constructivism
costructivism artinya percaya bahwa pebelajaran manusia yang sesungguhnya ada pada diri setiap individu itu sendiri seperti yang dikemukakan beberapa tokoh seperti jean piaget, john dawey dll. Para tokoh etrsebut mengemukakan peran kegiatan dan pengalamn langsung dalam bentuk pembelajaran langsung. Constructivism memiliki metode :

  • Inquiry based method
  • Discovery learning
  • Problem based learaning
  • Project based learning
  • Resourced based learning
Efective teaching

westwood mengatakan bahwa “teacher effectiveness is not corcerned with any particular teaching method, rather, it is corcerned in more general sense with the way in teacher operate their clasroom
seperti yang dikatakan westwood efective learning adalah pembelajaran yang

  • Pembelajaran disiapkan dengan matang
  • Perhatian siswa terfous pada pembelajaran
  • Kemajuan siswa dimonitoring dengan bak
  • Feedback diberikan secara tepat
  • Apabila siswa tidak paham guru memberi remidi
  • pengelolaan kelas dilkukan secarra efektif
  • Hbungan antara guru dan urid positif


Metode pembelajaran

a method refers to specific instructional design or system based on a particular theor. It contains detaled specification of contens. Roles of teacher and learners, ad teaching procedures technique. It is fixed in time and there is generally little scope for individual interpretation.

Method typically prescible for teachers what and how to teach. Teacher have to accept faith the claim of theory underlying the method and apply them to their own practice. Good teaching is regarded as correct use of method and its prescribed principes and technique.
One crucial of short coming of the concept of ethod is that it is too inadequate and too limited to satisfactory explain the complexy of teaching opereations.

POSTMETHOD ERA

  1. There is no best method out there ready and waiting to be discovered
  2. Taaecher beliefs, teacher reasoning, and teacher cognition play a crucial role in shaping and reshaping the content and character of pracice of everyday teaching.

Mengadaptasi metode

apabila diberikan suatu metode pembelajaran tertentu, seperti metode diskusi misalna, maka tugas guru adalah mengkaji dan memahami metode tersebut dan menerapkan sesuai dengan konteks yang ada saat itu.

sikap bijaksana adalah melihat metode sebagai sarana yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mengelola pembelajaran.


prinsip pembelajaran

Guru dapat menerapkan sejumlah prinsip mengajar yang berbedabeda pada waktu yang berbeda pula. Beberapa contoh prinsip adalah

  1. Engage all learners in the lesson 
  2. Make the learners the focus of lesson
  3. Provide maximum opportunities for student participation
  4. Develop learners confidence
  5. Teach learning strategy
  6. Promote cooperation
  7. Address learner needs and iterest

guru hendaknya mengajar secara kreatif dan fleksibel  berdasar pada penilaian dan pengalaman mereka karena kreatifiats dan fleksibilitas sangatlah penting.
Contoh penerapan dalam pelajaran bahasa inggir berupa

  1. Bagaimana saya melakukan pendekatan dengan kelas yang berjumlah 40 siswa?
  2. Bagaimana saya menggunakan metode kooperatif dalam pebelajaran?
  3. Prinsip apa sajakah yang ada dalam metode silent way yang dapat saya gunakan mengajar speaking?
  4. Bagaimana saya menggunakan task-basic language teaching untuk mengajar siswa sekolah dasar?
  5. Dengan menggunakan metode eklentik guru dapat mereview, memilih dan mengkombinasikan beberapa metode yang berbeda menjadi metode yang khs bagi diriya.


Personal practical knowledge

adaptasi dan penciptaan metode dapat dilakukan apabila guru antara lain memiliki pengalaman praktis di lapangan. Pengalaman praktis tersebut kemudian dinamakan dengan PPK
Dan berikut adalah model refleksi dari bartlett’s

  1. mapping : mapping involves observation and the collection of evidence about oour own teaching.
  2. Informing : having mapped out our teaching, we turn to look for meaning behind the map. In this phase we begin a search for principles that underlie our teacheing and reason which are the basis for our theory
  3. Contesting : this phase involving judging our ideaas and reasons we have for teaching in particular ways.
  4. Appraising : contesting logically leads to search for alternative courses of action. In this phase we begin tosearch for principles which are consistent with our new understanding
  5. Acting : in this phase, re arranged our teaching practice after mappig what we do,. Unearthing the reasons and assumption for these actions.  
Read More

Tuesday, 26 July 2016

Pengertian Akhlak Dalam Ajaran Agama Islam

Pengertian Akhlak Dalam Ajaran Agama Islam - Didalam kamus besar bahasa indonesia akhlak dapat diartikan sebagai Kelakuan atau budipekerti. Pada dasarnya kata akhlak berasal dari bahasa Arab namun diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi tabiat atau perangai. Sedangkan arti akhlak secara istilah adalah

Menrut Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M): akhlak adalah sifat yang tertanam didalam jiwa yang mendorong untuk melakukan suatu perbuatan tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran.
Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam didalam jiwa yang menimbulkan berbagai macam perbuatan dengan mudah, tanpa harus memerlukan pemikiran dan pertimbangan

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perilaku/perbuatan manusia.

Contoh wujud akhlak

Secara umum perilaku, perbuatan atau akhlak manusia terbagi menjadi dua. Yakni akhlak mulia/baik dan akhlak tercela/buruk

  1. Macam-macam akhlak
  2. Akhlak kepada diri sendiri
  3. Aklak kepada keluarga (Orang tua, akhlak terhadap adik/kakak)
  4. Akhlak kepada teman/sahabat, teman sebaya
  5. Akhlak kepada guru
  6. Akhlak kepada orang yang lebih muda dan lebih tua
  7. Akhlak kepada lingkungan hidup/linkungan sekitar.

Dan inti dari ber-kakhlak tersebut diatas intinya adalah berakhlak baik terhadap Allah SWT. Karena Allah SWT telah menjadikan diri dan lingkungan sekitar dengan lengkap dan sempurna.

2. Contoh macam-macam akhlak melalui berbagai media dan cara

Latihan
kita bisa berlatih dan membiasakan diri berakhlak baik. dengan begitu latihan yang sudah kita jalani lama kelamaan akan menimbulkan akhlak positif karena mengarah kepada suatu peningkatan yang menuju kebaikan

Contoh
kita bisa saling memberi contoh dalam berbuat kebaikan kepada teman dan eluarga di sekitar kita sehingga contoh yang kita berikan akan memberikan kebaikan kepada mereka

Dakwah
kita bisa berdakwah di jalan Allah, karena dakwah adalah akhlak yang sagat mulia dihadapan Allah

Ceramah
kita bisa berceramah dimasjid-masjid dan memberikan penyuluhan maupun pengarahan mengenai pentingnya berakhlak baik

Diskusi
kita bisa membuat diskusi mengenai sesuatu dan memilah mana yang tergolong akhlak baik dan ana yang tergolong dalam akhlak buruk

3. Perbedaan dan persamaan akhlak dalam agama islam dan agama lain.

Perbedaan:

Perbedaan akhlak dalam agama islam dan agama lainnya terletak pada landasan, ajaran, dan cara menyampaikan akhlak tersebut. Landasan akhlak yang
paling kuat dalam islam adalah landasan yang berasal dari Al-qur’an dan Al-hadist, sedangkn islam mengajarkan bahwa penyampaian akhlak haruslah berdasar nora dan etika dengan berlandaskan ajaran agama, berbuat baik dan saling menghormati perbedaan agama. Sedangkan dalam ajaran agaa lain sedikit berbeda dalam landasan dan penyampain akhlak, jadi bisa disimpulkan apa yang baik untuk agama lain belum tentu baik untuk agama islam.

Persamaan:

Pada dasarnya  semua agama mengajarkan umatnya untuk menuju ke jalan kebaikan, semua tata cara akhlak yang baik ada dalam alkitab masing masing agama dan dijadikan sebagai landasan dasar dalam berakhlak, namun alquran yang merupakan penyempurnaan daari alkitab sebelumnya merupakan pedoman dalam berakhlak yang paling benar

Read More

Monday, 25 July 2016

Mengenal Usaha Kecil Kewirausahaan

Mengenal Usaha Kecil Kewirausahaan - Didalam rantai kewirausahaan tentunya dikenal istilah usaha kecil, sedang dan besar. Usaha kecil memiliki ciri-ciri: modal berasal dari sendiri, manajemen berdiri sendiri, daerah pemasaran bersifat lokal, memiliki aset perusahaan yang bersifat kecil, dan jumlah karyawan yang dipekerjakan juga terbatas.

Pengertian Usaha kecil:
Untuk memahami pengertian Usaha Kecil, maka perlu diketahui terlebih dahulu terdiri dari unsur-unsur apa saja yang termasuk di dalamnya:

  • Manajemen independen
  • Modal disediakan oleh pemilik
  • Daerah operasi utama lokal
  • Berukuran relatif kecil di dalam industri itu

”Sebuah bisnis itu kecil jika pemiliknya mempunyai jalur komunikasi langsung dengan manajer operasi dan hubungan pribadi  dengan sebagian besar tenaga kerja, termasuk personil kunci”. Bisnis yang dimiliki dan dioperasikan secara individu. Bisnis yang mempekerjakan  tidak lebih dari lima puluh orang (jumlah ini mungkin berbeda dari satu negara dengan negara lain)

KELEMAHAN DAN KEKUATAN USAHA KECIL

Kelemahan Usaha Kecil:

Berikut ini dibahas beberapa kelemahan usaha kecil, sebagai berikut:
Keterbatasan Finansial:

Usaha Kecil memiliki kelemahan tersendiri yakni menyeimbangkan ’uang masuk’ dan ’uang keluar’ adalah perjuangan, terutama ketika mencoba  untuk berkembang. Bukannya menerima pelayanan karpet merah  dari pemilik modal ketika meminta pinjaman, pelaku usaha kecil malah lebih sering diperla-kukan sebagai warga negara kelas dua. Perusahaan usaha kecil tidak dapat mengguna-kan kredit sebagai alat menjadi semudah yang dilakukan oleh perusahaan besar. Selain itu, kebanyakan  perusahaan kecil memiliki masalah untuk tetap bertahan selama me-nunggu produk mereka dapat diterima oleh pasar.

Permasalahan Staf:

Usaha kecil tidak dapat membayar gaji besar dan menyediakan kesempatan dan status yang biasanya terdapat dalam perusahaan besar. Pemilik usaha kecil  harus berkonsentrasi pada permasalahan sehari-hari dalam menjalankan bisnis dan bisanya memiliki sedikit waktu untuk memikirkan tujuannya.

Biaya langsung yang lebih tinggi

Sebuah usaha kecil tidak dapat membeli bahan baku, mesin atau persediaan semurah perusahaan besar, atau mendapat diskon untuk volume yang lebih besar se-perti produsen besar. Jadi biaya produksi per unit bia-sanya lebih tinggi untuk usaha kecil, tetapi bagaimanapun biaya overhead biasanya lebih rendah.

Ibarat terlalu banyak telur dalam satu keranjang

Sebuah perusahaan yang terdiservikasi dapat mengalami hambatan di salah satu sektor bisnisnya namun tetap kuat. Hal ini  tidak berlaku bagi usaha kecil hanya dengan sedikit jenis produknya. Usaha kecil sangat  rentan jika sebuah produk baru tidak laku, jika salah satu  pasarnya terkena resesi, atau jika produk lama tiba-tiba ketinggalan ja-man.

Kurang kredibilitas

Masyarakat menerima produk perusahaan besar karena namanya dikenal dan biasanya dipercaya. Usaha kecil harus berjuang dan membuktikan dirinya setiap kali menawarkan produk baru atau memasuki pasar baru. Reputasinya dan keberhasilan yang lalu di pasar jarang diperhitungkan.

Sentuhan pribadi

Pelanggan seringkali akan membayar maksimal untuk perhatian secara pribadi. Bahkan dalam kebanyakan industri dimana  perbedaan antara produk  dan harganya sa-ngat sedikit, faktor manusia menjadi  kelebihan utama yang bersaing.

Motivasi yang lebih tinggi

Manajemen kunci dalam  usaha kecil biasanya terdiri dari  pemilik. Mereka bekerja keras secara konsekuen, lebih lama dan memiliki keterlibatan personal. Kerugian dan keuntungan memiliki lebih banyak arti bagi mereka dari pada bonus maupun gaji yang diperoleh oleh seorang pegawai dalam sebuah perusahaan besar.

Fleksibilitas lebih tinggi

Sebuah usaha kecil memiliki fleksibilitas sebagai kelebihan kompetitif yang menjadi keutamaan. Sebuah perusahaan besar tidak dapat menutup sebuah pabrik tanpa disposisi dari organisasi tenaga kerja, atau bahkan menaikkan harga tanpa  intervensi dari pemerintah. Namun usaha kecil dapat bereaksi cepat terhadap perubahan kompetitif. Sebuah usaha kecil juga memiliki jalur komunikasi yang lebih pendek. Lingkup produknya sempit, pasarnya terbatas dan pabrik serta gudangnya dekat. Perusahaan ini  dapat dengan cepat ’mencium’ masalah dan memperbai-kinya.

Kurangnya birokrasi

Memahami gambaran besar adalah sulit bagi eksekutif dalam perusahaan besar. ”Management Myopa” ini mengarah pada tindakan redundan dan ketidakefisienan biro-krasi. Dalam usaha kecil, seluruh permasalahan  dapat mudah dimengerti, keputusan da-pat mudah dibuat dan hasil dapat diperiksa dengan mudah.

Tidak mencolok

Karena tidak begitu diperhatikan, perusahaan baru dapat mencoba taktik pen-jualan yang baru atau memperkenalkan produk  tanpa menarik perhatian  yang berlebih. Perusahaan besar senantiasa menghadapi perang  proksi, aksi antitrust dan peraturan pemerintah. Mereka juga ku-rang fleksibel dan sukar diganti atau distruktur kembali.

KELEMAHAN USAHA KECIL

  • Keterbatasan finansial
  • Permasalah karyawan
  • Tingginya biaya langsung
  • Ibarat terlalu banyak telur dalam satu keranjang
  • Kredibilitas
  • Keterbatasan kualitas

KEKUATAN USAHA KECIL

  • Sentuhan pribadi
  • Motivasi yang lebih tinggi
  • Birokrasi rendah/kurang
  • Tidak menarik perhatian/ Kurang menonjol
  • Fleksibilitas tinggi
  • Melayani pasar lokal

Stategi Kelangsungan Usaha Kecil Berdasarkan Sifat-nya:
  • Mengarah pada segmen pasar yang khusus
  • Bisnis bersifat lokal
  • Komunitas Lokal
  • Tenaga kerja/karyawan bersifat lokal
  • Penyalur lokal
  • Pasar lokal
  • Konsumen Lokal
  • Bank Lokal
  • Menyediakan sentuhan pribadi
  • Disarankan untuk tidak langsung bersaing dengan perusahaan

Bidang yang Berhasil Melalui Usaha Kecil 
  • Menyediakan permintaan yang terbatas pada wilayah atau daerah kecil
  • Manufaktur yang memenuhi permintaan untuk waktu singkat atau lot khusus
  • Menyediakan layanan perbaikan teknis
  • Menyediakan layanan pribadi
  • Situasi dimana pasar berubah dengan cepat

Read More

Saturday, 23 July 2016

Kunci Sukses Kurikulum 2013

Kunci Sukses Kurikulum 2013 - Keberhasilan Kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif serta dapat merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditentukan oleh bermacam faktor (kunci sukses). Faktor-faktor tersebut tentunya berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, sosialisasi, aktivitas peserta didik, fasilitas dan sumber pembelajaran, partisipasi warga dan tentunya lingkungan yang kondusif untuk akademik,  (Mulyasa, 2013).

Pertama, kepemimpinan dari kepala sekolah merupakan faktor penentu yang dapat menggerakkan semua sumber daya sekolah untuk dapat mewujudkan tujuan, visi dan misi,  dan berbagai sasaran sekolah dengan melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Untuk itu diperlukan kepala sekolah yang mandiri dan professional dengan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar dapat mengambil keputusan dan memprakarsai untuk meningkatkan taraf dan mutu sekolah. Keberhasilan Kurikulum 2013 menuntut para kepala sekolah yang demokratis professional, sehingga mampu menumbuhkan iklim demokratis di sekolah yang dapat mendorong terciptanya iklim yang kodusif bagi terciptanya kualitas pendidikan dan pembelajaran yang optimal untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik.

Kedua, guru menentukan berhasil atau tidaknya peserta didik dalam belajar. Kurikulum 2013 akan menjadi sulit dilaksanakan di berbagai daerah karena sebagian besar guru yang belum siap. Kurikulum 2013 ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi ke pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integrative dan contextual teaching and learning (CTL). Oleh karena itu, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik agar mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah. Dalam kerangka inilah perluya kreativitas guru agar mereka mampu menjadi fasilitator dan mitra belajar bagi peserta didik. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar agar mereka dapat belajar dalam suasana nyaman.

Ketiga, dalam rangka mendorong dan mengembangkan aktivitas peserta didik, guru harus mampu mendisiplinkan peserta didik terutama disiplin diri sendiri (self-discipline). Guru harus mampu membantu peserta didik mengembangkan pola berpikir dan perilakunya; meningkatkan standar perilakunya; dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin dalam setiap aktivitasnya. Untuk mendisiplinkan peserta didik perlu dimulai dengan sebuah prinsip yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yakni sikap demokratis sehingga peraturan disiplin perlu berpedoman pada hal tersebut yakni dari, oleh, dan untuk peserta didik. Sedangkan guru yaitu tut wuri handayani. Dalam hal ini, guru harus mampu memerankan diri sebagai pengemban ketertiban yang patut digugu, ditiru, dan diteladani tetapi tidak bersifat otoriter.

Keempat, sosialisasi dalam implementasi kurikulum sangat penting dilakukan agar semua pihak yang terlibat di lapangan dapat paham dengan perubahan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Sehingga mereka memberikan dukungan terhadap perubahan kurikulum yang dilakukan. Dalam hal ini seharusnya pemerintah mengembangkan yang dinamakan grand design  yang jelas dan menyeluruh agar konsep kurikulum yang diimplementasikan dapat dipahami oleh pelaksana secara utuh, keliru tidak ditangkap secara parsial, atau salah pemahaman. Sosialisasi perlu dilakukan secara matang kepada berbagai pihak agar maksudnya dapat dipahami secara optimal. karena sosialisasi merupakan langkah penting yang akan menunjang dan menentukan keberhasilan perubahan kurikulum. Setelah sosialisasi digelar kemudian harus mengadakan musyawarah antara kepala sekolah, tenaga kependidikan, guru, dan komite sekolah untuk selanjutnya mendapatkan persetujuan dan pengesahan dari berbagai macam pihak dalam rangka menyukseskan implementasi kurikulum 2013.

Kelima, fasilitas dan sumber pembelajaran perlu dikembangkan dalam mendukung suksesnya implementasi kurikulum antara lain pusat pembelajaran, laboratorium, dan perpustakaan. Fasilitas  dan sumber belajar perlu dioprasikan seoptimal mungkin agar nantinya dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh peserta didik.  Mengingat bahwa fasilitas yang memadai mampu membantu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam bidang yang ditekuninya.

Keenam, lingkungan sangat berpengaruh pada keberhasilan proses pendidikan. Lingkungan yang kondusif akan menciptakan suasana yang nyaman sehingga menimbulkan semangat belajar para peserta didik. Dengan semangat tersebut proses pembelajaran pastinya akan berjalan dengan lancar, dan materi yang disampaikan pun dipahami dengan mudah. Lingkungan  yang nyaman didukung oleh beberapa faktor diantaranya fasilitas yang memadai. Namun sebaliknya lingkungan yang tidak nyaman akan menciptakan suasana yang jenuh dan membosankan. Akibatnya akan berimbas pada proses pembelajaran yang berjalan kurang lancar.

Ketujuh, keberhasilan pendidikan di sekolah juga ditentukan oleh kepala sekolah dalam mendayagunakan seluruh komponen yang ada di lingkup sekolah. Semua komponen tersebut saling berhubungan sehingga diperlukan kerjasama dan kordinasi antar bagian agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Bisa diibaratkan seperti suatu mesin yang sedang beroperasi maka seluruh komponen mesin harus bekerja dengan maksimal agar output yang ditargetkan dapat dicapai.
Baca Juga : Implementasi Kurikulum 2013 Secara Optimal
Penutup

Semakin memudarnya nilai dan moral dikalangan pemuda Indonesia maka diperlukannya pendidikan yang lebih menekankan pada pembentukan karakter. Kurikulum 2013 sebagai jawaban atas problema terbebut. Fokus utama kurikulum 2013 adalah pendidikan karakter yang memuat nilai-nilai karakter. Pendidikan karakter dibuat untuk pemuliaan manusia. Fungsinya untuk membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan teknologi. Dalam menjalankan prinsip itu maka nilai-nilai yang diajarkan harus termanifestasikan dalam kurikulum sehingga siswa dalam sekolah paham benar tentang nilai-nilai tersebut dan mampu menterjemahkannya dalam perilaku nyata. Mengingat moral adalah sesuatu yang bersifat abstrak, maka nilai-nilai moral kebaikan harus diajarkan pada generasi muda sejak dini.

Mewujudkan tujuan yang diharapkan, ada faktor-faktor pendukung (kunci sukses) yang perlu dilakukan antara lain berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif akademik, dan partisipasi warga. Semua faktor tersebut sepantasnya dilakukan sesuai tugas masing-masing secara profesional agar tidak lain dan tidak bukan tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Harapannya berubahnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjadi Kurikulum 2013 yang menuai banyak kontra dan sempat diragukan keberhasilannya oleh semua pihak dapat ditepis secara mutlak karena output yang optimal apabila semua komponen pendidikan mendukung dan turut berpartisipasi dalam implementasi Kurikulum 2013.

Read More

Implementasi Kurikulum 2013 Secara Maksimal Agar Tercipta Tujuan yang Optimal

Implementasi Kurikulum 2013 Secara Maksimal Agar Tercipta Tujuan yang Optimal - Problematika moral dikalangan pemuda telah mencapai titik yang kronis. Bukan pemuda yang tak berpendidikan saja yang terjerat kasus kriminalitas namun banyak dari mereka yang menempuh pendidikan tinggi bahkan sosok panutan dimasyarakat juga ikut terjerat. Diperlukannya pendidikan berbasis karakter untuk memperbaiki moral pemuda dan mencetak pemuda yang lebih berkarakter sejak dini. Kurikulum 2013 sebagai jawaban atas masalah tersebut. Sebagai kurikulum berbasis karakter, diharapkan nantinya mampu mencetak pemuda dengan karakter yang kuat. Namun pro kontra seputar kurikulum 2013 semakin mencuat.  Mendukung agar kurikulum berjalan secara optimal maka diperlukan kerjasama dari semua pihak untuk mengawal pengimplementasian kurikulum ini agar tujuan kurikulum 2013 sesuai yang diharapkan. Sebaik-baik apapun kurikulum yang dibuat tidak akan membawa efek yang signifikan jika tidak diimplementasikan di lapangan dengan baik oleh semua pihak.
Kata kunci : kurikulum 2013, moral, pendidikan karakter

Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003). Majunya pendidikan di sebuah negara menandakan pembangunan berjalan dengan baik. Namun, seiring perkembangan jaman pembangunan disebuah negara tidak bisa lepas dari berbagai persoalan.  Seperti halnya Indonesia yang masih menjadi negara berkembang. Indonesia masih mencari-cari sistem pendidikan yang cocok dengan keadaan bangsanya. Pengembangan dan perubahan kurikulum pendidikan merupakan hal yang wajar untuk memperbaiki kekurangan pada kurikulum berikutnya. Selain itu, seiring berkembangnya zaman yang ditandai dengan kemajuan IPTEK sudah selayaknya kurikulum juga ikut berkembang. Karenanya kurikulum bersifat dinamis, yaitu selalu berubah-ubah.

Diketahui bahwa pengembangan dan perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia telah memasuki perubahan ke-10 kalinya, mulai dari tiga kurikulum di masa Orde Lama yaitu pada tahun 1950, 1952, 1964; empat kurikulum di masa Orde Baru yaitu pada tahun 1968, 1975, 1984, 1994; dan dua kurikulum pada masa Reformasi yaitu tahun 2004 dan 2007 dan yang terakhir tahun 2013 (Hamalik, 2008). Kurikulum yang muncul pada tahun 2013 disebut Kurikulum 2013. Tak jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya, perubahan kurikulum menjadi Kurikulum 2013 merupakan perbaikan dan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu KTSP.

Munculnya wacana perubahan menjadi kurikulum 2013 mendapat banyak reaksi dari berbagai kalangan. Ada yang meyatakan kesetujuannya dan ada pula yang menyatakan ketidaksetujuannya. Pada dasarnya kurikulum 2013 tidaklah jauh berbeda dengan KTSP. Fokus utama kurikulum 2013 adalah pendidikan karakter yang memuat nilai-nilai karakter (Mulyoto, 2013). Pendidikan karakter dibuat untuk pemuliaan manusia. Inilah sesungguhnya hakikat praksi pendidikan. Pendidikan mengatur dan menolong anak didik untuk mengenali dan mengembangkan potensi dirinya agar menjadi manusia yang mandiri, dewasa, dan utuh. Pendidikan karakter bertujuan memanusiakan manusia sejalan dengan pemikiran Bung Hatta “mencerdaskan kehidupan bangsa”.

“Kurikulum mapel akan selalu berubah sesuai perkembangan zaman. Tetapi yang tetap sama dan terus diperjuangkan adalah sikap dasar untuk berkembang secara humanistis: kominikatif, eksploratif, kreatif, dan integral” (Komariyah et al, 2013: 15). “Tak ada gading yang tak retak”, itulah pepatah yang tepat bagi kurikulum 2013. Tentu dalam kurikulum baru masih terdapat kekurangan dan kelemahan didalamnya. Oleh karena itu butuh kerjasama dari semua pihak untuk mengawal pengimplementasian kurikulum ini.

Apa yang Salah dengan Pendidikan?

Hampir setiap hari kita disuguhi contoh-contoh perbuatan yang memprihatinkan melalui berbagai media yang secara bebas dipertontonkan untuk semua kalangan. Perilaku seperti kekerasan, kejahatan, premanisme, perselingkuhan, penyalahgunaan obat terlarang dan korupsi telah membudaya dalam sebagian masyarakat Indonesia. Kita juga  sering mendengar para pemuda, pelajar, dan mahasiswa yang seharusnya menjadi sosok pribadi yang berprestasi namun telah terjerat kriminalisme dan bahkan yang lebih parah kasus pornografi, pelecehan seksual, narkoba, geng motor, tawuran, dan perjudian (Aji, 2013).

Contoh-contoh kasus tersebut erat kaitannya dengan kualitas pendidikan dan kualitas sumber daya manusia, serta menunjukkan betapa rendah dan rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan bangsa, sehingga menghancurkan moralitas pemuda bangsa Indonesia sampai ketitik yang paling rendah. Kondisi dan kenyataan yang menyedihkan tersebut telah menimbulkan berbagai pertanyaan dari berbagai pihak, baik masyarakat umum maupun para ahli pendidikan., “Apa yang salah dengan pendidikan nasional sehingga belum berhasil mengembangkan manusia Indonesia seperti yang diamanatkan dalam Pancasila, UUD 1945, dan UU Sistem Pendidikan Nasional ?”
Budaya Buruk yang Mengakar

Kemerosotan moral lainnya nampak pada aktivitas pelajar maupun mahasiswa saat ujian. Istilah kata yang tepat digunakan yaitu nyontek atau ngerpek atau dalam bahasa internet cheating yang diartikan sebagai tindakan bohong, curang, penipuan guna memperoleh keuntungan tertentu dengan mengorbankan kepentingan orang lain. Seperti yang kita ketahui bahwa mencontek merupakan budaya yang telah dianggap lumrah (Astuti, 2013) . Ironisnya, fenomena ini bahkan selalu muncul menyertai aktivitas belajar mengajar sehari-hari. Menyontek seperti telah menjadi kebiasaan mulai dari pendidikan dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Menyontek bukanlah penyakit akut yang ‘ujug-ujug’ datang dan menjangkiti pelajar di Indonesia. Namun apakah memang lebih memprihatinkan dari anak sekolah jaman dahulu? Mari coba kita ingat kembali jaman sekolah dari pendidikan dasar hingga kuliah. Ternyata menyontek itu sudah dikenal sejak lama, dan bahkan sejak orang tua kita sudah ada yang namanya menyontek.
Baca Juga : Model dan metode mengajar dalam pembelajaran
Menyontek bukanlah budaya bangsa yang beradap, karena menyontek merugikan orang lain. Secara langsung, menyontek merampas hak orang lain yang sudah berbuat jujur. Namun sayang, mencontek semakin menjamur dan boleh dibilang sudah menjadi penyakit budaya dinegeri ini. Penyakit budaya yang kronis yang kemunculannya sebenarnya bukan baru-baru ini. Susahnya menyembuhkan penyakit kronis ini adalah menghilangkan akarnya. Karena sumber penyakit menyontek bukan virus atau bakteri yang bisa diguyur obat langsung mati. Tetapi penyakit menyontek penyebabnya adalah manusia, yang tidak bisa semudah itu dimusnahkan namun jika tidak dimusnahkan akan menjamur. Solusinya  adalah membunuh pikiran manusianya. Kalaupun tidak bisa dimusnahkan, setidaknya bisa dieliminir sedikit demi sedikit.

Pentingnya Pendidikan Karakter

Pendidikan akademik saja masih kurang untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang lebih penting adalah pendidikan karakter. Seperti yang ditegaskan Presiden pertama Negara Republik Indonesia Ir. Soekarno bahwa “Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter ( character building ). Karena  character building inilah yang akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju, jaya, dan bermartabat. (Samani. M, 2012) Di Indonesia pendidikan karakter saat ini memang dirasakan mendesak. Gambaran situasi masyarakat dalam dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok (maintreming) implementasi pendidikan karakter di Indonesia.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Berbunyi Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, sangat jelas bahwa pendidikan disetiap jenjang harus dilaksanakan secara sistematis agar tercapai tujuan tersebut.

Menurut Brooks dan Gooble (dalam Elmubarok, 2008: 112 ) “Dalam menjalankan pendidikan karakter terdapat elemen penting yang harus diperhatikan yaitu prinsip, proses, dan praktiknya. Dalam menjalankan prinsip itu maka nilai-nilai yang diajarkan harus termanifestasikan dalam kurikulum sehingga siswa dalam sekolah paham benar tentang nilai-nilai tersebut dan mampu menterjemahkannya dalam perilaku nyata”. Mengingat moral adalah sesuatu yang bersifat abstrak, maka nilai-nilai moral kebaikan harus diajarkan pada generasi muda sejak dini.

Kepentingan tersebut diperlukan perubahan yang cukup mendasar dalam sistem pendidikan nasional, yang dipandang oleh berbagai pihak sudah tidak efektif. Mata pelajaran yang diberikan dianggap kelebihan muatan (overload) tetapi tidak mampu member bekal serta tidak dapat mempersiapkan peserta didik untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Perubahan mendasar tersebut berkaitan dengan kurikulum, yang dengan sedirinya menuntut dan mempersyaratkan berbagai perubahan pada komponen-komponen pendidikan lain.

Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan teknologi (Widayati, 2014). Oleh karena itu, merupakan langkah yang positif ketika pemerintah (Mendikbud) merevitalisasi pendidikan karakter dalam seluruh jenis dan jenjang pendidikan, termasuk dalam pengembangan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya.
Baca Lanjutan : Kunci sukses Kurikulum 2013 dan Penutup

Terimakasih kedapa Fitriani
Mahasiswa Program Studi Kurikulum dan Teknologi Pendidikan


Universitas Negeri Semarang
Read More

Friday, 22 July 2016

Kumpulan Bencana Alam (Sebab, Akibat, dan Solusi) Lengkap

Seringkali pada saat pelajaran IPS entah dijenjang SMA, SMK maupun SMP kerap mendapatkan tugas untuk menganalisis macam-macam bencana alam, akibat dan solusinya, dan berikut adalah beberapa contoh yang saya ambil dan saya rangkum.

no
Bencana
Akbat yang ditimbulkan
Cara mengatasi
Tempat/batas
Saat terjadi
Setelah terjadi
1
Banjir
Rumah terendam
mengungsi
Membersihkan kotoran bekas lumpur
Dekat sungai
Harta benda hilang
Berlindung ke tempat yang lebih aman
Memindahkan barang berharga ke tempat lebih tinggi
Banyak korban jiwa
Naik ke tempat yang lebih tinggi
Memindahkan berkas penting ketempat yang lebih tinggi
Banyak benda rusak
Menyelamatkan harta benda
Hati hati akan banjir susulan
Warga harus mengungsi
Lari
Bersiap akan  terjadinya banjir lagi
2
Gempa
Rumah rusak/roboh
Lari keluar rumah
Tetap mengawasi keadaan
Dekat dua lempeng bumi
Banyak korban jiwa
Berlindung ke tempat yang lebih aman
Tetap berjaga jika ada gempa susulan
Banyak benda rusak
Menyelamatkan harta benda(jika sempat)
Membantu orang yang butuh bantuan (jika sempat)
Merugi
Jika terlambat berlindung di bawah meja
Berjaga jika ada gempa lagi
Tidak punya tempat tinggal
Berlindunglah di bawah benda yang kokoh
Membuat rumah anti gempa
3
Gunung meletus
Rumah rusak
Berlindung ke tempat yang lebih aman
Memperhatikan akan adanya letusan susulan
Dekat gunung berapi yang masih aktif
Banyak korban jiwa
Menyelamatkan harta benda(jika sempat)
Berjaga jaga
Banyak benda rusak
Berlari ke tempat lebih rendah
Membantu orang yang butuh bantuan (jika sempat)
Merugi
mengungsi
Berjaga jika  gunung meletus ber ujung gempa
Tidak punya tempat tinggal
Mencari tempat aman
Hati hati akan akibat dari gunung meletus:banjir lahar dingin
Read More

Kumpulan Soal Matematika Ukuran Tendensi Sentral

PREDIKSI SOAL UN MATEMATIKA 2015/16


INDIKATOR NOMOR 23

1.    Perhatikan data nilai berikut ini !
       7, 8, 6, 6, 5, 4, 8, 9, 7, 6, 4, 10
      Median dari data nilai di atas adalah … .
A.  6        
B.   6,5
C.   7,5
D.  8                              
2.  Nilai ulangan Matematika seorang anak selama 8 kali adalah : 8, 2, 6, 6, 7, x, 6, 5. Jika nilai rata-ratanya     adalah 6, maka nilai x adalah .......
A.       5,5
B.       6
C.       7,5
D.       8                               
3.    Jika modus dari data : 5, 5, 6, 6, x, 7, 8, 4, 9 adalah 6, maka mean dari data tersebut adalah ....
A.       6,2
B.       6,3
C.       6,4
D.       6,5
4.    Diketahui data sebagai berikut :
   ( i)  7, 6, 8, 6, 5, 4
   (ii)  4, 5, 5, 6, 10
   (iii) 8, 4, 6, 6, 5, 7, 7
      Data di atas yang memiliki mean = 6 adalah ....
A.    (i), (ii), dan (iii)
B.    (i) dan (ii)
C.    (i) dan (iii)
D.    (ii) dan (iii)

5.    Jika rata – rata dari data : 9 , 5 , 7 , x , 8 , 7 , 6 , 7 adalah 7,25 , maka median = ….
A.   6
B.   6,5
C.   7
D.   7,5
6.    Tabel berikut adalah data hasil ulangan Fisika siswa kelas VII-A
NILAI
3
4
5
6
7
8
9
FREKUENSI
2
3
5
2
8
3
2
  
        Mean dari data di atas adalah....
A.   6,12
B.   6,3
C.   6,32
D.   6,4

7.Tabel berikut adalah data hasil ulangan Matematika     siswa kelas IX B.
NILAI
4
5
6
7
8
9
10
FREKUENSI
3
7
12
8
5
3
2

        Banyak siswa yang mendapat nilai lebih dari nilai rata-rata adalah ......
A.    8 orang                       
B.    10 orang         
C.    18 orang
D.    30 orang         
8.    Tabel berikut adalah data hasil ulangan Matematika siswa kelas IX C

NILAI
3
4
5
6
7
8
9
10
FREKUENSI
2
3
10
7
3
2
2
1

  Median dari data di atas adalah....
A.   5
B.   5,5
C.   6
D.   6,5                  
9.    Perhatikan data yang disajikan dalam tabel frekuensi berikut :
NILAI
5
6
7
8
9
FREKUENSI
3
8
n
2
1
   Jika Mean data pada tabel di atas adalah 6,5 , maka median data tersebut adalah ....
A.    7,5
B.    7,0
C.    6,5
D.    6,0
10.                                                                                                Perhatikan data yang di sajikan  dalam table berikut :                
Nilai
5
6
7
8
9
10
Frekuensi
6
8
11
12
10
3

Berdasarkan data di atas, maka selisih antara median dan rata – rata nilai adalah ….
A.   0.58
B.    0.42
C.    0,08
D.   0,03

11.  Berikut adalah tabel hasil sebuah ulangan harian.
Nilai
5
6
7
8
9
10
Frekuensi
2
4
6
7
5
1
 Modus  hasil ulangan tersebut adalah ....
A.      6
B.      7
C.      8
D.      9

12.  Data berikut tentang hasil penimbangan berat badan balita di posyandu:
Berat badan (kg)
4
5
6
7
8
9
Frekuensi
2
6
4
1
1
2
 Modus  hasil penimbangan tersebut adalah ....
A.      4 kg
B.      5 kg
C.      6 kg
D.      7 kg

13.  Sepuluh orang siswa laki-laki memiliki nilai rata-rata 65, sedangkan 15 orang siswa perempuan memiliki nilai rata-rata 70. Nilai rata-rata seluruh siswa adalah ....
A.      65
B.      67
C.      68
D.      69

14.  Rata-rata berat badan 24 anak adalah 35 kg. Setelah seorang anak bergabung rata-rata berat badannya menjadi 35,12. Berat badan seorang anak yang bergabung adalah ....
A.      36
B.      37
C.      38
D.      39

15.  Sebuah tim basket memiliki 11 pemain dengan rata-rata tinggi badan 180 cm. Setelah seorang pemain keluar dari tim, rata-rata tinggi badannya bertambah 0,5 cm. Tinggi badan pemain yang keluar dari tim adalah ....
A.      175
B.      177
C.      178
D.      179
16.  Dari 18 siswa yang mengikuti ulangan bahasa Inggris, nilai rata-ratanya 65. Setelah 2 orang siswa ikut susulan, nilai rata-ratanya menjadi 64. Nilai rata-rata 2 orang siswa yang ikut ulangan susulan adalah ....
A.      55
B.      62
C.      64,5
D.      66

17.  Dalam sebuah kelas nilai rata-rata siswa laki-laki 70, dan nilai rata-rata 15 siswa perempuan 75. Jika nilai rata-rata seluruh siswa dalam kelas tersebut 73, banyak siswa laki-laki adalah ....
A.      9
B.      10
C.      11
D.      12
18.  Sebuah kelas terdiri 25 siswa. Rata-rata nilai ulangan siswa putra 7 dan rata-rata nilai ulangan siswa putri 7,5. Jika nilai rata-rata seluruh siswa 7,26, banyak siswa putra adalah ....
A.      11
B.      12
C.      13
D.      14

19.  Dalam sebuah kelas nilai rata-rata siswa laki-laki dan perempuan berturut-turut 9 dan 8. Rata-rata nilai keseluruhan 8,44. Jumlah siswa dalam kelas tersebut adalah ....
A.      23
B.      24
C.      25
D.      26

20.  Ada dua kelompok anak-anak. Kelompok A rata-rata memiliki 40 kelereng dan kelompok B rata-rata memiliki 35 kelereng. Secara keseluruhan rata-rata memiliki 35 kelereng. Perbandingan banyak anggota kelompok A dan B berturut-turut adalah ....
A.      3 : 5
B.      3 : 4
C.      2 : 5
D.      2 : 3



Read More